Langsung ke konten utama

SMP

Tepat pada ulang tahunku yang ke-12, aku diterima di SMP ini, tepatnya pada saat hari pertama MOS pada tanggal 12 juli 2010. Mungkin sangat menarik jika mendapati dirimu harus menggunakan pakaian aneh dan rafiah-rafiah tersebar di sepatu dan rambutmu di hari ulang tahunmu. Melewati jalan dan rumah-rumah sambil berharap tidak ada orang yang mengenalmu. Anehnya aku malah berharap jika MOS tahun ini akan berjalan spesial sespesial hari ini. Tapi, semuanya berjalan monoton, tidak ada yang istimewa sekali setidaknya bagiku.
Beralih dari kelas 7 dulu, sekarang aku tiba-tiba saja berada di kelas 9. Saat-saat dimana kau tidak punya kakak kelas lagi. Dan parahnya kau mempunyai dua adik kelas, itu berarti kau harus melihat wajah-wajah polos mereka yang mencoba beradaptasi di habitat ini. Banyak yang sukses, tapi tidak sedikit yang gagal. Yang gagal menurutku akan berakhir dengan mempunyai satu atau dua teman kutu buku. Saat di kelas 7 dulu, aku beruntung mempunyai teman yang sebelumnya sudah aku kenal. Walaupun sedikit kikuk, akhirnya aku bisa beradaptasi di kelas ini yang mereka sebut D’VENA. Dari kelas aku merambah mencari teman seangkatanku. Hanya sedikit dari 118 siswa yang ku kenal pada saat kelas 7 dulu.
Dan  tiba-tiba saja  aku  “terdampar” di LOUBHZTER. Sebutan anak-anak 8B untuk menyebut kelas mereka yang berarti “Wolu Bhe Pinter”. Walaupun kepanjangannya agak “maksa” tapi aku suka sebutan itu. Ya, kini dengan “sengaja” aku memang ditakdirkan di kelas B dengan 27 anak lainnya. Aku bertemu dengan wajah-wajah baru yang sebelumnya aku tidak kenal. Dan pada saat hari pertama masuk ke kelas 8B, lagi-lagi aku berulang tahun. Dan lagi-lagi suasanaya monoton. Beruntung, aku masih mempunyai ex-D’Vena. Sehingga, aku masih bisa mengobrol dengan mereka untuk mencairkan suasana sembari aku mencari teman baru di kelas ini. Sungguh membosankan bila harus mengulangi seperti kelas 7 lagi. Yaitu “beradaptasi”. Mencari teman dan mulai sok akrab.  
Hingga pada akhirnya aku sadar. Ada sesuatu yang lain dari kelas ini yang tak dimiliki kelas lain. Hal yang membuatku betah untuk berlama-lama di kelas ini. Hal yang membuatku tak ingin ke kelas 9. Aku merasa cocok untuk ditempatkan di suasana seperti kelas ini. Dengan warga-warganya yang menurutku “pas” untukku. Setiap hari ada saja ulah mereka yang membuatku tertawa. Yang tak terlalu serius dan selalu dibawa enjoy.
Hingga akhirnya datanglah Juni 2012. Sebuah panggung dan tatanan kursi berada di halaman sekolah. Ya, waktu itu diadakan perpisahan. Acara yang rutin diadakan setiap tahun. Waktu itu aku sadar, kebersamaanku di kelas 8 ini hampir usai. Dan sebentar lagi aku berada di kelas 9. Kelas yang selalu diselimuti atmosfir-atmosfir UN. Dan kembali lagi aku bertemu dengan teman-teman kelas 7 ku dulu. Sebagian batinku ingin lekas bertemu teman-teman kelas 9 dan berkumpul seperti sedia kala, tapi sisi yang lain aku ingin untuk berlama-lama di LOUBHZTER. Aku memang sudah terlanjur cocok dengan mereka-mereka. Belum sempat pikiranku terjawab, tiba-tiba saja raport sudah ditangan. Nilai-nilai yang susah payah aku dapatkan akhirnya keluar. Setidaknya aku meninggalkan kelas 8B ini dengan reputasi yang baik.
Memasuki akhir Bulan November ini aku berharap dapat meninggalkan prestasi yang cukup baik di SMP ini sama seperti 8B dulu. Hanya tinggal beberapa bulan lagi aku sudah berpakaian putih abu-abu. Terlalu banyak kenangan yang sangat sayang untuk dilupakan. Seperti perkataan Genie,” Today's special moments are tomorrow's memories” di film Walt Disney “The Return of Jafar”. Momen-momen spesial yang kita lakukan bersama ini besoknya terlahir sebuah memori. Di SMA nanti aku berharap momen-momen yang kita lalui bersama selama 3 tahun ini menjadi memori yang tak terlupakan.
Hal yang cukup menggelikan di pikiran ku saat ini adalah selama bersekolah di SAGA ini aku sama sekali tidak tahu kapan hari jadinya sekolahku ini.

Komentar